Friday, November 28, 2014

Cinta Bisa Kadaluarsa (?)

Posted by Santa Maya Pramusita at 4:30 PM

November sudah tiba... Hujan sedang sering-seringnya bertamu...

Itu tandanya, hati jadi semakin sering melankolis bukan?

Hayo, ngaku. Berapa banyak diantara kalian yang akhir-akhir ini sering duduk di depan jendela ngeliatin hujan? Entah sambil mikirin mantan atau nahan kangen?

Tenang aja, nggak usah malu mengakui. Kalo banyak dari kalian yang seperti itu, well, sebenernya gue merupakan bagian dari kalian.

Akhir-akhir ini gue sedang sering merenungkan banyak hal – ditengah balutan cuaca dingin yang sejujurnya gue benci ini. Dan salah satu hal yang sering gue renungkan adalah tentang jargon film Cinta Brontosaurus-nya Raditya Dika; bahwa Cinta bisa kadaluarsa.

Menurut kalian sendiri, cinta bisa kadaluarsa nggak sih?

Awalnya, gue nggak yakin. Emang cinta orang tua kita ke kita bisa luntur begitu aja? Nggak, kan? Dengan begitu, gue mengira jargon itu hanyalah barisan kata-kata biasa yang dipakai buat menarik perhatian orang-orang supaya nonton film Cinta Brontosaurus.
Tapi, setelah gue mengalami suatu hal – yang secara langsung mengingatkan gue akan jargon diatas, gue jadi berubah pikiran.

Suatu sore, ditemani suara hujan yang terus menderu, gue ngutak-atik handphone. Dan akhirnya berhentilah gue pada sebuah history chat. History chat gue dengan masa lalu gue, tepatnya. Mungkin karena terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan dan perkuliahan, gue jadi nggak sempet menghapus history chat di handphone gue – termasuk chat bersama dia. Gue diam sejenak, menimbang-nimbang apakah gue harus membacanya atau langsung menghapusnya aja. Tapi sepertinya tangan gue nggak mau diajak kompromi.  Akhirnya, gue membuka history chat itu, mulai dari jaman PDKT sampai akhirnya berpisah. Gue baca sekilas chat-chat-nya, dan gue tertegun.

Kenapa gue nggak merasakan apa-apa?

Kenapa gue nggak merasa rindu kayak waktu awal berpisah?

Dan kenapa gue merasa hambar ketika membacanya kembali? Seolah-olah chat itu udah lama banget berlalu.

Gue lantas menutup kembali history chat tadi, dan kembali merenung. Mungkinkah rasa itu sudah sirna sepenuhnya?

Mungkinkah cinta gue ke dia kadaluarsa?

Masih dengan sejuta pertanyaan di kepala, gue membuka diary gue dan gue baca kembali semua part yang menceritakan tentang dia. Lagi-lagi, gue nggak merasakan sensasi yang dulu gue rasakan setiap kali flashback.

Moment itu pun akhirnya membawa gue pada satu asumsi.. Bahwa ternyata benar, cinta bisa kadaluarsa.

Di dunia ini setidaknya ada beberapa jenis cinta:

Yang pertama, Agape atau cinta tak bersyarat. Cinta ini menginginkan kebaikan bagi yang dikasihinya, nggak tergantung kualitas-kualitas pada diri orang tersebut. Selain itu, Agape nggak kenal sama yang namanya ego. Dia berani berkorban dan menderita. Contohnya, as we know, cinta Tuhan kepada kita, manusia.

Selanjutnya, ada Philia. Philia adalah cinta/kasih antara sahabat dan saudara. Di sini, cinta bersifat relasional dan bersifat terbuka kepada semua orang, nggak peduli dia perempuan atau laki-laki.

Nah, yang ketiga, storge atau cinta antara orang tua dengan anak. Cinta ini bersifat tulus, tanpa pamrih. Dia nggak mengharapkan balasan atas apa yang diberikan.

And the last one, ada Eros yang merupakan cinta hasrat/birahi dengan lawan jenis. Cinta ini tertanam dalam diri manusia, makanya sering banget muncul keegoisan di dalamnya.
Nah, cinta eros inilah yang bisa kadaluarsa. Kenapa? Simple. Karena sifat cinta eros sangat manusiawi. Banyangin deh, ketika kalian suka sama seseorang, terus tiba-tiba aja hasrat kalian untuk memiliki orang itu hilang, kalian pasti akan meninggalkan cinta kalian yang dulu begitu aja kan?

Dan lambat laun, cinta itu pun akan kadaluarsa dimakan waktu...

“Tak akan lagi
kumenunggumu di depan pintu
Dan tak ada lagi
tutur manis ku merayumu”
(Tulus – Sewindu)

0 comments:

Post a Comment

Blogger Widgets
 

The Journal Of Life Journey